Seiring perkembangan internet yang begitu
cepat, ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Terutama dalam membuat suatu
postingan dan menulis suatu artikel di internet baik dalam bentuk blog maupun
web. Ataupun dalam mengirim e-mail kepada orang lain atau suatu instansi serta
dalam menggunakan situs jejaring sosial seperti twitter dan facebook yang sudah
tidak asing lagi di telinga kita.
Dalam kesempatan kali
ini saya akan membahas adab-adab menulis di internet. Adab-adab menulis di
internet menurut saya diantaranya:
1. Tidak mengandung unsur pornografi,
2. Tidak mengandung unsur SARA,
3. Menggunakan bahasa yang baik dan sopan,
4. Menghargai hak orang lain, tidak menyinggung perasaan
orang lain, kalau pun mengkritik gunakan lah bahasa yang baik dan benar,
5. Menyampaikan suatu informasi secara real atau dengan
kata lain tidak berbohong,
6. Jika dalam postingan kita mencakup artikel orang lain
tuliskan sumber yang bersangkuatan untuk lebih menghargai narasumber.
Ada juga cara yang lain untuk
menulis di internet yang baik:
1. Sembunyikan identitas orang/lembaga yang kita
kiritik
Sebaiknya kita tidak menyebut identitas
orang/lembaga yang kita kritik. Lebih baik kita menyebutinisialnya (misalnya:
OIH) atau menyebut ciri-cirinya saja (misalnya: warnanya biru). Cara initelah
kutempuh dalam menayangkan postingan-postingan yang berisi konsultasi berbagai persoalancinta
di situs ini. Dan alhamdulillah sejauh ini diriku tidak pernah mendapat tuduhan
pencemaran nama baik dari orang-orang yang “aib”-nya kusajikan di sini.
2. Sebutkan bukti sumber informasi selengkap-lengkapnya
Bila kasusnya sudah menjadi “rahasia umum”
(sudah tersebar luas), kita dapat menyebut identitasorang/lembaga yang kita
kritik itu. Namun, hendaknya kita menyebut sumber informasi kita
selengkap-lengkapnya. Jangan asal copy- paste! Untuk sumber dari internet,
kita bisa menyajikan link -nya. Sumber informasi itu merupakan bagian dari
bukti. Tanpa bukti, kita bisa dituduhmelancarkan fitnah!
3. Sampaikan pujian lebih dulu
Kita jangan langsung memaparkan masalah
atau menyampaikan keluhan/kritik. Sebaiknya kitamenyampaikan pujian lebih dulu
mengenai orang atau lembaga yang kita kritik. (Bagaimanapun,sejelek-jeleknya
orang/lembaga, tentu ada segi-segi positifnya.) Contoh: “Pertama-tama,
akuhendak menyampaikan lebih dulu kekagumanku terhadap OIH. Satu hal yang
paling aku sukaiadalah betapa lengkapnya fasilitas yang disediakan. …”
4. Setelah memuji, sampaikan ucapan terima kasih
Efek positif dari pujian itu akan lebih
besar bila kita menyertainya dengan ucapan terima kasih.Bagaimanapun, semua
orang (yang normal) pasti senang mendapat ucapan terima kasih,
apalagi bila mendapat kesan bahwa ucapan terima kasih itu disampaikan dengan
setulus-tulusnya.
5. Ciptakan kesan bahwa kita lebih menaruh perhatian pada
orang/lembaga yang kita kritik
Hindari kesan bahwa persoalan yang kita
bicarakan itu mengenai betapa terganggunya diri kita,atau pun hal-hal lain yang
bersangkutan dengan kepentingan kita sendiri. Contohnya, daripadamengatakan
bahwa kita merasa sebal mendapat pelayanan yang mengecewakan, lebih baik
kitamenulis: “Kami turut bergembira bila OIH mendapat tempat yang kian manis di
hati masyarakatkarena mereka mendapat pelayanan yang memuaskan.”
6. Perbanyaklah kata “kita”
Penggunaan kata “kita” membuat posisi kita
sepihak dengan orang/lembaga yang kita kritik, bukan berhadapan dengannya.
Bahkan, penggunaan kata “kita” menumbuhkan keakraban dan bukan permusuhan.
Kata ganti “saya” atau “Anda” (atau nama identitas) sebaiknya digunakan
sesedikitmungkin. Bila kata “saya” digunakan terlalu sering, pembaca bisa
menangkap kesan bahwa kitaegois. Sedangkan penggunaan kata “Anda” (atau nama
identitas) yang terlampau banyak dapatmenimbulkan kesan “menuding” (atau
memojokkan).